Kita duduk berdua di kedai ini, kedai yang
sama dengan sebelumnya. Menikmati sepiring mie ekstra pedas dengan kuah
hangat,-menu yang masih sama namun hati kita berdua telah berbeda.
Binar matamu menyorotkan kegembiraan lama
yang memudar, seperti selaksa bintang benderang di antara langit malam yang
gelap. Berulang kali engkau berucap, menanyakan ini itu namun entah mengapa aku
sama sekali tak berniat memberi jawab.
Kamu memberitahuku jika kamu sangat
merindukanku, sedangkan aku memasang muka datar.
Kamu berusaha mencairkan beku, dan mengorek
kisah kehidupan pribadi yang lama tidak ku bagi denganmu,aku hanya berujar
tidak perlu ada privasi yang ku bagi denganmu lagi.
Kamu terus mencecar tanya tidak pantang menyerah, namun bagiku itu tidak
lebih dari kesia-siaan belaka.
Aku muak. Diamku ternyata tidak mampu
menghentikan bicaramu. Aku membanting keras sendok dan garpu yang semula ku
genggam lalu bangkit meninggalkanmu dalam kebingungan yang baru.
Ku tinggalkan dirimu sendiri disana, dengan
air mata yang nyaris tertumpah. Kamu
bangkit mengejarku, menghadang langkahku yang nyaris sampai di trotoar jalan
besar. Berteriak kencang dihadapan mukaku, satu kata saja..MENGAPA?
Aku berlalu begitu saja. Ku harap engkau
paham maknanya. Perpisahan.
Sudahlah, cerita diantara kita memang tidak
akan pernah sama lagi. Jadi jangan paksa aku untuk kembali.
Pilihan sudah ditentukan, jalan hidup kita
telah sampai dipersimpangan yang mengharuskan kita berpisah arah. Jangan
memaksakan diri untuk mengekor di belakangku, atau menggenggam erat tanganku
agar aku mengikuti pilihanmu.
Aku telah memilih jalanku sendiri.
Usah peduli dengan apa kata mereka yang
menaruh tanya dan curiga diantara ketidakmengertian yang sama.
Aku bukan pengisi kehampaanmu, mesin
penjawab setiap sms dan telepon yang beroperasi 24 jam kapanpun kamu ingin
menggunakannya. Aku bukan pembenaran atas hatimu yang kau duakan dengan yang
lain, mengenai ini aku amat tak sepaham.
bertahun-tahun aku diam namun akhirnya tak tahan
jangan paksakan aku untuk mengembalikan
kisah ini agar seindah dulu, semua tak pernah sama lagi
Dua orang yang bersahabatpun akhirnya
berpisah, disini di kedai ini…
0 komentar :
Posting Komentar