Sabtu, 29 Desember 2012

Bongkar-bongkar File Lama : 2


Dedicated to: ..............

Dengan cinta kita akan senantiasa hidup,
sambil melagukan kisah romantis dari alam yang tersampaikan lewat irama seruling nan merdu
Senandung nyanyian hati di musim semi
Di sepanjang perjalanan kehidupan setiap orang pasti dipertemukan dengan seorang kekasih
Berikanlah untuknyamahkota yang tersemat dari untaian pucuk daun, yaitu sebuah harapan akan kehidupan yang baru
Dan sematkanlah kelopak bunga di jari manisnya, yang akan mengikatkan suka dan duka dalam kebersamaan.
Purnama muncul di atas cakrawala
Menerangi langit yang gelap saat ditinggal sang mentari
Meski semua orang terbungkam dalam sepi
Terlarut dalam kepiluan, biarlah tetap tegar hati ini
Sebab kau adalah diriku yang lain, belahan jiwaku
Yang tak ku miliki sejak lahir, namun dianugerahkan oleh rahasia Tuhan sebagai peneduh dan labuhan jiwa.

---Malang, April 2007----


(yang ini dibuat untuk pernikahan teman, heheee kata-katanya kalo dipikir-pikir agak lebay deh :P)

Bongkar-bongkar File Lama :1


Kemaren berhubung masih dalam rangka menghabiskan jatah cuti dan berhubung mulai bingung karena tidak ada kesibukan yang berarti akhirnya iseng membongkar kardus yang sebenarnya sudah di pak rapi. Dan ketemulah beberapa buku-buku lama semacam diary begitu ^^, ada juga notes hadiah dari produk obat-obatan yang hampir penuh dengan cerpen tanpa ujung cerita yang jelas (begitulah dulu sewaktu masih kerja di tempat lama, sebelum dipromosikan Tuhan untuk masuk ke pekerjaan yang sekarang aku punya banyak waktu luang untuk menulis di jam kerja. Bukan karena aku nggak serius kerja tapi karena nggak ada hal yang harus dilakukan selain menunggu pembeli datang :p).
Dan waktu membolak-balik salah satu notes, ketemulah dengan tulisan yang ini. Lupa kapan membuatnya karena nggak diberi tanggal tapi melihat dari tulisan sebelumnya sih sekitar akhir tahun 2007 atau awal 2008-an.

-----
Di Sebuah Persimpangan

Aku seperti berada pada satu persimpangan jalan, dan tidak tahu kemana harus menentukan langkah.

Aku ingin memutar balik waktu berharap tidak perlu memberi label “masa lalu” pada satu fase kehidupan yang baru saja aku tinggalkan. Aku ingin kembali ke sana namun terlambat, karena pintu menuju kesana telah tertutup dan memang tidak ada jalan masuk kembali ketika kita telah keluar melewatinya.

Dengan ragu aku mencoba menengok pada jalan yang mengarah ke kanan, sepertinya jalan yang nyaman untuk dilewati. Dari jauh sayup terdengar suara tawa yang tidak henti, namun lama kelamaan berubah seperti suara orang yang meracau tak jelas membuatku mengurungkan niat untuk memilih jalan ini.

Aku berpikir mungkin jalan yang mengarah kiri lebih baik, ada jalan setapak yang mudah dilalui untuk sampai kesana. Ah apa itu, rupanya banyak orang yang masuk kesana akan dibuat terbang dengan sayap warna-warni dan seolah tidak pernah ada yang terjatuh. Aku mulai tergiur, membayangkan bagaimana rasanya terbang dengan sayap berwarna-warni. Namun aku menyadari ada yang janggal disitu, jalan ini penuh kebisuan, semua asyik dengan sayap masing-masing tanpa peduli mengenai keberadaanmu.  Jadi akupun batal melewati setapak ini.

Satu-satunya yang tersisa adalah jalan yang membentang dihadapanku. Menatapnya saja aku enggan, tidak ada tawa disana, namun juga bukan jalan penuh kebisuan. Aku melihat setapak berbatu, melihat bukit terjal,memang ada taman indah di seberang sana jauh dan amat sulit dijangkau. Hatiku miris, bisakah aku melewatinya?”

“Jangan takut, aku akan menemani perjalananmu.”  ada suara hangat penuh wibawa menyambutku.

“ Mari!” ajakNya sambil mengulurkan tangan untuk menggandengku. Aku ragu, hatiku menimbang-nimbang keputusan apa yang hendak aku buat.

“Ku beritahu padamu, nak! Jalan ini memang tidak mudah, namun percayalah padaKu,AKU akan membimbing langkahmu.”

Tanpa pikir panjang aku menyambut uluran tanganNya. Aku tidak ingin membuang waktu untuk memulai perjalanan yang baru lagi, dan untuk kali ini aku yakin tidak salah menentukan arah. Aku bersama seorang yang TEPAT.

------

Tulisan di atas nggak 100% sama dengan yang ada di notesku, ada beberapa bagian yang kemudian aku edit karena kata-katanya kurang pas. Tulisan itu berhubungan dengan sebuah peristiwa tragis yang menimpa hidupku empat tahun lalu (hahaa terlalu dramatis), dan hampir pasti tidak jauh dari masalah hati juga namun berbeda kisah dengan pemulihan hati yang aku sebut di postingan sebelumnya. Sempat tawar menawar dengan Tuhan tentang keputusan yang harus dibuat, pengennya nggak ada kisah sedih, pengennya kisah itu aja, pengennya kisah seperti di kisah-kisah dogeng yang berakhir dengan kalimat akhirnya mereka hidup berbahagia selamanya. Jalan ke kanan atau ke kiri itu adalah ide-ide “setengah gila” yang menurut pikiran manusia adalah jalan keluar terbaik,untungnya tidak pernah aku laksanakan beneran karena aku akhirnya memutuskan untuk berjalan di jalan yang Tuhan pilihkan. Sekarang, empat tahun sudah berlalu..dan aku sama sekali tidak melihat ada kerugian apapun karena keputusanku untuk memilih jalan yang Tuhan tawarkan. Aku justru melihat kebaikan demi kebaikan, bahkan anugrah yang luar biasa.
Seandainya aku hari itu nggak menyambut uluran tangan Tuhan, apa jadinya ya?
Mungkin aku nggak akan pernah dipromosikan Tuhan untuk mendapatkan pekerjaan sebaik hari ini.
Mungkin aku nggak bisa melihat orang tuaku bahagia seperti sekarang karena aku aka nada nan jauh di luar pulau jawa sono.
Mungkin aku nggak akan berani naik sepeda motor hahaa..
1 Keputusan yang dibuat empat tahun lalu ternyata berdampak sampai hari ini...

“ Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” (Amsal 25:33)


2012


Tahun 2012 akan segera berakhir dalam hitungan hari. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu,.dan aku amat sangat bersyukur untuk satu tahun yang begitu luar biasa bersama Tuhan Yesus. Tema besar di tahun 2012 ini bagiku secara pribadi adalah pemulihan hati, dan karena itu sedikit surprise juga kalau ternyata di akhir tahun ini kehidupanku malah jauh lebih baik dari sebelumnya. Di awal tahun aku sempat kepikiran mungkin tahun 2012 ini akan menjadi tahun yang amat berat, akan banyak kegalauan dan ber-mellow mellow ria, namun ternyata kekuatiranku itu sama sekali tidak 100% benar. Memang di awal tahun keadaan masih kacau balau, sangat parah bahkan. Berjuang untuk pemulihan hati itu bukan hal yang mudah, ada banyak luka disana sini, kepahitan, kekecewaan karena melihat mimpi-mimpi yang sudah setengah jadi hancur berantakan itu menyakitkan. Namun perlahan tapi pasti Tuhan menyembuhkan hatiku, Tuhan memberi penghiburan dengan luar biasa, menemaniku di malam-malam penuh air mata.  Hari demi hari berlalu, berganti bulan sampai kemudian setengah tahun berlalu dan tiba-tiba saja aku menyadari bahwa hatiku tidak lagi sesakit dahulu, dan ketika aku tanpa sengaja menoleh ke belakang pada semua peristiwa menyakitkan yang ku alami aku tidak lagi memandang peristiwa itu sebagai sesuatu yang menyakitkan. Aku justru amat sangat bersyukur sekarang karena Tuhan mengijinkan itu semua terjadi, dan aku tahu itu karena DIA begitu mengasihiku. Bisa tersenyum lebar ketika menoleh ke masa lalu itu merupakan hal terbaik yang sudah Tuhan berikan di tahun ini, hatiku juga sudah memberi pengampunan untuk orang-orang yang telah memberi banyak luka di masa lalu, sebab dengan bertemu mereka aku belajar bahwa  tidak ada apapun di dunia ini (teman, sahabat, pasangan hidup, atau hal lain) yang mampu mengisi kekosongan dalam hati kita terdalam, kekosongan itu hanya bisa di isi oleh Tuhan.
Tahun 2012 juga merupakan tahun aku menanti janji Tuhan atas hidupku digenapi, namun sekali lagi waktu Tuhan bukan waktuku, dan aku tidak bisa melangkahi itu. Sepertinya harus bersabar sedikit lebih lama sambil terus menguatkan kepercayaan kepada Tuhan. Nah masa menanti janji Tuhan ini juga gak mudah, prosesnya bercampur menjadi satu dengan proses pemulihan hati sehingga kadang perlu lebih dari sekedar mampu untuk bertahan dan berjuang. Sempat salah mengartikan janji Tuhan (yah aku masih manusia biasa nggak mungkin selalu benar juga), yang dimaksud Tuhan dalam keseluruhan janji itu adalah A sedangkan aku mengartikannya setengah A setengah B..untungnya pemikiranku sudah diluruskan dan dibenarkan oleh Tuhan. Thanks God ^^.
Satu lagi yang begitu aku syukuri tahun ini adalah kenyataan bahwa aku masih bisa merayakan  Natal bersama-sama dengan keluarga yang masih lengkap plus dengan “hati” yang diperbaharui. Bukankah ini juga membahagiakan?hehee…
And now, aku bersiap untuk level kehidupan berikutnya yang Tuhan sediakan. bersiap untuk menerima berkat dan menjadi saluran berkatNya. Bersiap untuk menerima penggenapan janji Tuhan (siapa yang tahu mungkin tahun depan waktuNya). Aku siap, Tuhan! ^^
Nb. Selamat Natal semuanyaa…
Kasih Setia Tuhan senantiasa melingkupi kehidupan kita (Amin)


Kamis, 13 Desember 2012

Desember oh Desember ^.^


Tidak terasa sudah di pertengahan bulan Desember, di penghujung tahun 2012. Waktu berjalan begitu cepat, sepertinya baru beberapa waktu lalu merayakan natal dan meniup terompet tahun baru  dan sekarang sudah penghujung tahun lagi.
Hujan sepertinya menjadi “teman akrab” sehari-harinya, tiada hari tanpa hujan. Tiada acara pulang kerja tanpa berbasah-basahan. Thanks God, karena penyertaanNya yang sempurna di sepanjang perjalanan setiap harinya.
Hari-hari di bulan Desember juga senantiasa menjadi hari penuh kesibukan kerja. Beberapa hal harus benar-benar selesai minggu ini, sisanya harus selesai di akhir minggu depan sebelum natal  dan sebelum cuti dimulai sehingga tidak ada pekerjaan kantor yang dijadikan PR selama cuti nanti.
Semakin mendekati pergantian tahun, ada kekuatiran muncul berhubungan dengan pekerjaan. Sebuah sistem yang baru sedang menjadi wacana, dan apabila sistem ini terlaksana maka jam kerjapun akan berubah dan itu yang menjadi kekuatiran tersendiri untukku. Bagaimana jika harus ada shift siang atau malam?bagaimana jika harus pulang paling cepat pukul delapan malam membawa  motor sendirian mengingat jarak antara kantor dan rumah cukup jauh,sekitar 24 km dengan kondisi jalanan yang tidak cukup ramai kecuali di akhir pekan? Bagaimana jika hujan? Bagaimana dengan keamanan di jalan? Sejujurnya itu membuatku cukup takut. Tuhan, bagaimana ini?. Memang, dalam hati sudah mulai memikirkan alternatif cara untuk mengatasi keadaan namun tetap kekuatiran tidak bisa seketika lenyap. Kekuatiran yang kecil itu kemudian berkembang menjadi semakin besar, dan membuatku justru semakin lemah. Merasa tidak akan sanggup, merasa tidak mampu, merasa tidak mempunyai kekuatan untuk mengatasi keadaan itu. Untuk sebagian besar orang mungkin bukan masalah besar harus pulang pergi di malam hari dengan naik motor, namun untukku yang tidak cukup berani membawa motor di malam hari itu masalah mengkhawatirkan. Meskipun tiga tahun lalu di awal bekerja pernah menjalani hari-hari pulang malam dengan mengendarai motor sendirian, akan tetapi entah karena tidak lagi terbiasa aku merasa tidak seberani dulu untuk mengambil resiko.  Lalu Tuhan mengingatkanku lewat sebuah ayat,
“ Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.” (2 Timotius 2 : 1).
Ayat ini seakan menyadarkanku dari ketakutan dan kekuatiran yang terlanjur menggunung. Jika dulu saja aku bisa mengapa nanti tidak bisa, jika dulu Tuhan menjagaiku dengan amat sangat baik, apakah sekarang tiba-tiba aku meragukan penyertaanNya?
Tuhan mau aku menjadi kuat bukan menjadi seorang yang lemah yang sedikit-sedikit mengeluh dan merasa tidak mampu,yang mandiri dan bisa melakukan banyak hal sekalipun seorang diri, karena kasih karuniaNya akan selalu cukup bagiku. Sekalipun belum ada jalan keluar yang pasti untuk hal ini, (toh keputusan akan perubahan sistem itu juga belum dibuat) aku harus tetap percaya pada Tuhan. Jika akhirnya sistem dijalankan lalu harus pulang malam seorang diri, aku percaya Tuhan akan menjaga setiap langkahku dengan cara yang sama seperti Dia menjagaku hari-hari ini, bahkan Tuhan akan menjagaku lebih lagi saat itu. Aku tahu dan tidak perlu kuatir karena penyertaanNya ada dan nyata. Aku harus kuat, aku bisa jika bersamaNya. Bersama Tuhan Yesus. 

...."Jangan takut, percaya saja." (Markus 5 : 36)