Selasa, 27 November 2012

Menanti Natal

Natal sudah di depan mata...
dan mulai merindukan beberapa rutinitas,
ingin segera menghias pohon natal dengan segala macam pernak-perniknya, memasang lampu-lampu mungil beraneka warna.
Menyiapkan kue, permen..memasak beberapa makanan..
Merangkai bunga mawar, krisan dan bunga balon lalu meletakkannya di atas meja.
Memutar lagu natal seharian penuh
Menyalakan lilin dalam gelap sambil menghayati lagu "Malam Kudus"
Dan satu hal lagi (khusus di tahun ini) menunggu surat cuti akan keluar atau tidak? ^^
Akan tetapi yang terpenting di atas semua rutinitas tadi,
Menyiapkan hati agar terus diperbaharui sehingga layak untuk sekali lagi menyambut kedatangan sang Juru Selamat-Tuhan Yesus Kristus.


Selamat mempersiapkan diri menyambut natal!^.^


" Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, bapa yang Kekal, raja Damai." 


Jumat, 23 November 2012

Teman Kecil (2)

Hai, teman kecilku...
Apa kabarmu hari ini?
Masih sakit-kah engkau?
Tidak apa-apa. Tak lama lagi kau akan segera sembuh dan bisa kembali bermain dengan teman-temanmu,.tenggelam dalam duniamu yang penuh tawa.
Bagaimana  rasanya?tentu tidak menyenangkan terlalu sering terbatuk-batuk seperti itu?
Apa kau merasakan bahwa terasa berat bagimu untuk menghirup molekul-molekul udara disekitarmu?
Sepertinya iya,.hanya saja kau tidak bisa menggambarkannya karena bukan rasa sakit yang teramat sangat yang sedang kau rasakan melainkan sinyal tanda bahaya yang dikirimkan oleh indramu.
Ah teman kecilku, aku tak tega melihatmu seperti ini..
Mengapa kamu harus menjadi korban dari kesenangan orang-orang disekitarmu yang membakar sebatang rokok untuk kenikmatan pribadinya namun membagi asapnya kepadamu?membagi deritanya untukmu?
Mengapa kamu yang masih sekecil ini "dipaksakan" menghirup lebih banyak nikotin, karbonmonoksida, ammonia,metanol dan lain-lainnya dibandingkan oksigen?
Apakah mereka benar-benar tidak mengerti seberapa berharganya masa depanmu sehingga dengan mudah menyia-nyiakanmu dengan cara seperti ini?
Teman kecilku,..
Aku harap engkau akan baik-baik saja agar engkau bisa terbang setinggi-tingginya..agar engkau bisa kembali ceria dan tertawa.
Agar kelak engkau bisa mengatakan kepada mereka yang telah melakukan kesalahan ini terhadapmu untuk tidak mengulanginya sehingga di masa depan tidak perlu ada yang mengalami seperti yang kau alami saat ini.


Rabu, 21 November 2012

Kisah Gang Sempit.

Aku hanya sebuah gang biasa, lorong panjang yang menjadi jalan penghubung.

Lambat laun terabaikan karena jarang digunakan,tersisih oleh pamor kendaraan beroda dua dan bermesin. 
Aku tidak lebih dari lorong gelap di waktu malam yang tidak berpenerangan, 
aku jalan gersang dengan pot-pot bunga yang mengering karena tidak terawat,
dan aku kini menjadi saksi bisu untuk kisah mereka yang disimpan rapat sebagai rahasia diantara mereka.

Suatu ketika, seorang gadis ABG dan pacarnya berbincang berdua di sini..di gang sempit. Mungkin bagi mereka ini adalah tempat yang aman untuk berduaan. Mulanya semua berjalan biasa saja, tidak ada yang salah dengan mereka berdua hingga sebuah tangan melayang dan mendarat dengan keras di pipi si gadis--tentu saja itu adalah tangan pacar si gadis tadi. suasana berubah hening. Akupun terperangah melihatnya, namun apa daya tidak bisa melakukan apapun. Si gadis menangis dengan keras, tersedu-sedu sambil memegangi pipinya yang perih terkena tamparan orang yang dia cintai, namun bukannya pergi si gadis hanya terdiam. Si gadis hanya terdiam, menerima begitu saja perlakuan pacarnya. Menerima ketika kata-kata kasar, kotor, berbagai makian yang diarahkan kepadanya. 
"Apakah ini yang disebut cinta yang membuatmu rela diperlakukan tidak sepantasnya?"
"Apakah kamu bertahan dan rela menikah dengan seorang yang kemungkinan besar akan memperlakukan dirimu dengan cara seperti itu?"
"Apakah kamu terlalu takut untuk pergi, melepaskan seseorang yang kau cintai namun membuatmu menderita?"
Ah entahlah, hanya gadis itu sendiri yang bisa menjawabnya.

Waktu berganti lagi, 
Si gadis dan pacarnya tidak pernah lagi muncul. Berganti dengan segerombolan anak laki-laki yang masih berseragam merah putih. Mereka duduk-duduk, nongkrong, mengobrol kesana kemari. mereka yang bermimpi membeli diriku (membeli gang ini) untuk dijadikan markas mereka sepulang sekolah. Ah, aku ingin tertawa mendengarnya..namun tidak apa daripada mereka tidak punya mimpi di masa mudanya. Rasa senangku terhadap mereka nyatanya tidak bertahan lama, ketika mereka mulai mengeluarkan diam-diam dari dalam tas sekolah mereka sebatang rokok.
"Ayo aku ajari." begitu kata si anak yang berbadan kurus tinggi kepada temannya yang berparas lugu.
"Nggak ah. Aku nggak mau merokok." tolak si anak berparas lugu.
"Ah gak gaul kamu." sahut teman yang satu lagi.
Dan si anak berparas lugu itupun meragu dengan kekukuhan hatinya tadi.
Si tinggi kurus menyodorkan sebatang rokok dengan setengah memaksa, dan di paras lugu akhirnya menerima meski agak ragu.
"Kamu menghisapnya pelan-pelan. Rasanya pertama pasti aneh, nggak enak ya nyedot asapnya?" teman yang lain mulai mengajari.
Dengan terbatuk-batuk si paras lugu mulai membiasakan diri dengan rokok..satu lagi generasi bangsa ini yang memilih hal yang salah.
"Apakah ini yang disebut persahabatan sejati?yang membuat kamu mengikuti apa saja yang dilakukan oleh sahabatmu meskipun kamu tahu itu salah?"
"Apakah karena kamu tidak menjadi sama dengan mereka membuat kamu ketinggalan jaman dan tidak gaul?"
"Apakah sebegitu nikmatnya rasa sebatang rokok yang dibakar dan dihisap,sementara di sisi lain kamu tahu itu merusak tubuhmu?"

(bersambung)

Teman Kecil

 Pagi itu, Dhek!
Berulang kali kau bertanya padaku apa aku bersedia menemanimu ke sekolah? dan dengan rasa takjub karena memandangi wajah lucumu berubah menjadi semakin lucu karena pulasan make up aku mengangguk tanda setuju.
Pagi itu berbeda dengan pagi-pagi sebelumnya ketika kau selalu mengeluhkan seragam sekolahmu yang kesempitan.
Di sekolah, kau tertawa lepas seakan lupa bahwa beberapa menit sebelumnya kau spontan mengerucutkan bibir hanya gara-gara terlalu banyak orang yang berlagak sok mengatur pose fotomu. Ya,.kau juga terbahak-bahak menyaksikan teman-temanmu menjelma bak sosok pangeran dan putri raja yang cantik dengan kostum yang mereka kenakan.
Binar matamu tidak mengisyaratkan sedikitpun kedengkian terhadap mereka yang berdandan jauh lebih baik darimu.
Dhek, tahukah kamu...seketika memori lama menggelayut dalam otakku. Betapa sederhananya kehidupan yang kau miliki--sederhana namun sempurna. Kau belum cukup mengerti apa arti cinta sebab bagimu semua yang kau dapati hingga hari ini adalah kasih sayang tulus. Kau menikmati apa yang ada dihadapanmu, dan semua waktu adalah kebahagiaan terindah. Tak pernah dan memang tak perlu berpura-pura dalam segala hal hanya demi menyenangkan orang disekitarmu.
Masa-masa yang kau miliki hari ini telah berlalu dariku sejak lama, dan kini aku mendambanya sekali lagi (andai saja bisa)
karena mengenalmu adalah kesempatan
Menyentuhmu adalah anugrah
Hidup bersamamu adalah pengalaman
Teman kecilku,senang bertamasya mengarungi jejak masa lalu bersamamu








Selasa, 20 November 2012

Sebuah Pilihan Untuk Taat


Sedikit membahas tentang ketaatan ...
Jadi selama setahun terakhir ada sesuatu yang sedang aku tunggu,, kalo di jaman Perjanjian Lama dikisahkan Tuhan berjanji kepada bangsa Israel akan membawa mereka ke sebuah tanah yang penuh susu dan madu (Keluaran 3: 17) maka sekarang dalam konteks yang serupa namun tak sama Tuhan menjanjikan sebuah tanah perjanjian / promise land kepadaku. Sesuatu yang sifatnya detail dan sangat personal dan yang pasti untuk saat ini belum saatnya untuk diceritakan ^ ^. Dari awalnya ketika semangat untuk menunggu ada di level tertinggi sampai semangatku sudah menurun drastis. Acap kali keragu menggelayuti, pertanyaan-pertanyaan yang sama terus membayang-bayangi, tidak jarang kemudian jadi meragukan kemampuan kuasa Tuhan untuk melakukan sesuatu bahkan yang paling mustahil sekalipun. Memang sejak awal ketika Tuhan mulai menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan "promise land" ini aku tahu jalannya tidak akan mudah untuk dilalui. Beberapa orang bahkan mempertanyakan mengapa aku memilih jalan ini? Padahal ada jalan lain yang lebih mudah dan gak perlu sesusah ini.
Iya .. ya,, kalau dipikir dengan logika aku sendiri juga merasa ini sesuatu yang aneh dan sepertinya memang gak masuk akal? Ada jalan yang mudah mengapa milih yang sulit?
Nah .... ini gimana to Tuhan?
Tuhan mengingatkan aku pada kisah Ishak di Kejadian 26.
Alkisah pada masa itu kelaparan hebat sedang melanda,
"Maka timbullah kelaparan di negeri itu,-ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin "(kejadian 26: 1)"
Apakah Ishak seketika pergi ke Gerar?
Tidak, di ayat berikutnya di tulis
"Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman:" Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan KU katakan kepadamu. "(Kejadian 26: 2)
Atau dalam Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari dituliskan dengan jelas seperti ini,
"Hal itu dilakukannya (dilakukan Ishak) karena TUHAN telah menampakkan diri kepadanya dan berkata. "Jangan pergi ke Mesir tinggallah di negeri ini seperti yang Kuperintahkan kepadamu" (Kejadian 26: 2-BIS)
 Aku membayangkan gimana seandainya ada di posisi Ishak saat itu? Kalo aku .. mungkin bakal komplain ke Tuhan, "kok ke Gerar sieh Tuhan? Bukannya di Mesir itu bla .. bla .. blaa." Aku bakal mengutarakan argumentasi logis ke Tuhan. Belum lagi ketika menghadapi pertanyaan orang-orang di sekelilingnya, yang tentu saja ada yang gak setuju dengan keputusan Ishak pergi ke Gerar. Mungkin nieh (ini imajinasi pribadiku sendiri sih) orang-orang nanya "Ngapain sih kamu malah milih tinggal di Gerar? Rencana awalnya kan ke Mesir? Emangnya kamu nggak kuatir kalo tinggal di Gerar sini? Daaannn kalo aku yang jadi Ishak mungkin aku mulai meragukan Tuhan begitu mendengar banyak omongan dan pendapat orang lain. Aku bakal bertanya ke Tuhan "Beneran nieh Tuhan? Aku disuruh tinggal di Gerar?" Hehee ...
Tapi kita semua tahu, saat itu Ishak memilih untuk TAAT, di ayat 6 di sebutkan
"Jadi tinggallah Ishak di Gerar."
Setelah Ishak memutuskan tinggal di Gerar, Ishak mulai menabur dan apa hasilnya? Dia mendapatkan hasil seratus kali lipat pada tahun itu juga karena is diberkati Tuhan (Kejadian 26: 12)
Apa yang ku dapatkan dari ini?
Yup, Tuhan sedang meneguhkan kembali sesuatu yang berhubungan dengan promise land itu .. tentang bagaimana aku harus taat pada apa yang Tuhan minta untuk aku lakukan tanpa peduli apapun keadaannya sekarang, tanpa peduli apa kata orang. Aku tahu, banyak orang diluar sana yang bertanya-tanya "mengapa kamu memilih jalan ini?Bukannya ada jalan yang jauh lebih mudah dan itu nggak perlu membuat kamu mengalami perlambatan-perlambatan seperti ini?.
Nah, apalagi semakin kesini jalan menuju promise land itu kok sepertinya bertambah gelap?Ini gimana sih Tuhan? Selama beberapa bulan terakhir sampai beberapa hari lalu sama sekali gak ada tanda-tanda bakal ada pintu yang bakal terbuka, sedikiiiiit celahpun nggak ada. Situasi yang benar-benar membuatku sangat sangaaatttt tergoda untuk lari dari jalan TUHAN, keluar dari kehendakNya. Aku mulai mempertimbangkan omongan dan pendapat orang, mulai berpikir gimana seandainya selama ini aku salah jalan? Bukannya aku malah membuang waktu? Gimana kalo ternyata benar jalan yang mudah itu yang semestinya harus aku pilih? Parahnya ku berpikir gimana kalo Tuhan lupa terhadap janji-Nya kepadaku?
Dengan sabar Tuhan memberiku pengertian lewat kisah Ishak ini, posisiku sekarang ada di posisi yang sama ketika Ishak mengikuti perintah Tuhan; ia menjadi seorang pendatang / orang asing di Gerar. Aku emang nggak disuruh Tuhan untuk mutasi ke kota lain dan menjadi pendatang sih, cuman Tuhan mau menyatakan bahwa posisiku sekarang dengan segala keputusan yang aku buat untuk terus mengikuti jalan yang Tuhan tunjukkan ini telah membuat aku seperti seorang yang asing di antara orang-orang disekitarku. Aku memilih jalan yang gak lazim, sebuah pilihan yang secara logis akan direject seketika oleh kebanyakan orang. Aku rela beberapa hal mengalami perlambatan dan mimpi-mimpi pribadiku dihancurkan Tuhan hanya demi promise land., Orang "normal" pasti berpikir kok ya rela wong hasilnya aja belum tentu sama dengan yang kamu harapkan. Ketaatan Ishak secara positif bisa diartikan sebagai bentuk kepatuhannya pada Tuhan, sebagai bukti bahwa hidupnya melekat pada Tuhan .. walaupun secara logis ketaatan itu juga bisa diartikan sebagai sebuah keputusan terlalu beresiko.
apa yang dilakukan Ishak di Gerar selanjutnya adalah menabur. Ini adalah bukti bahwa ishak juga nggak main-main dengan ketaatannya sama Tuhan. Ishak nggak berpikir "ah udah nyampai di Gerar aku ongkang-ongkang aja. Kan Tuhan yang nyuruh aku tinggal di sini jadi ngapain susah-susah, ntar juga Tuhan yang bakal nyediain segala sesuatunya. "Wkwkw .. Ishak bekerja, ia menabur dan mendapatkan hasilnya begitupun yang Tuhan mau dari aku. Tuhan mau aku tidak hanya taat, ongkang-ongkang menunggu Tuhan membawaku begitu aja ke promise land. Tuhan mau aku menabur, menabur dalam hal ini aku harus berdoa dan berdoa tanpa menghiraukan kondisi yang semakin gak jelas, tanpa melihat pintu yang belum kunjung terbuka tapi melihat kepada Tuhan yang berkuasa untuk membuka pintu itu untukku.
Ahh Tuhan, makasih banyak karena sudah mengingatkan aku di saat yang tepat ketika niat dan godaan untuk melarikan diri dari kehendak Tuhan rasanya sudah nyaris aku lakukan. Makasih karena terus meyakinkan aku untuk terus berjalan dengan iman dan doa.Aku tahu aku akan sampai ke promise land, akan tiba saatnya apa yang Tuhan janjikan kepadaku digenapi. Seperti Ishak yang menuai hasil seratus kali lipat, maka Tuhan juga mampu melakukannya untukku. Aku akan menuai hasil dari doa yang ku tabur.