Baru malam ini (tulisan ini dibuat kemaren
malam tapi baru sempat diposting hari ini) bisa duduk tenang di dalam kamar dan
menyalakan laptop. Ada beberapa hal yang pengen ditulis sejak berhari-hari lalu
tapi terus menerus ditunda karena sibuk :p..sementara ini dulu deh yang
ditulis, yang paling baru. Jadi
ceritanya, sejak hari Sabtu yang lalu tiap menjelang sore ikutan bantu-bantu saudara
jualan di area NBL seri tiga yang kebetulan berlangsung di GOR BIMASAKTI
Malang. Begitu pulang kerja langsung makan, mandi, nyiapain beberapa barang
terus berangkat ke sana dan walaupun gak jaga full sampai malam karena gantian sama
adhek tetep terasa juga capeknya :p. Yah selama aku masih single aku mau
memanfaatkan setiap waktu yang aku
miliki semaksimal mungkin, karena ntar suatu waktu hal-hal seperti ini
nggak bisa dilakukan lagi. Lumayan’lah ikutan kegiatan seperti ini bisa nambah
pengalaman dan teman baru, bisa sharing-sharing juga, belajar mengerti kemauan
konsumen itu seperti apa. Belajar menghargai pekerjaan pula, karena kegiatan
seperti ini bertolak belakang dengan pekerjaan yang selama ini aku jalani.
Kalau ditempat kerjaku yang resmi aku lebih berharap banyak orang itu sehat
sehingga nggak perlu datang ke pusat pelayanan kesehatan, istilahnya memperingan
pekerjaanku sehari-hari namun di kegiatan seperti ini justru sebaliknya, aku
berharap banyak orang datang untuk membeli supaya daganganku laku :p :p. Nah, hari
ini karena merasa ada tanda-tanda hujan akan turun aku memutuskan untuk
bergegas pulang padahal jam enam sore belum genap. Aku agak-agak tidak berani
membawa motor di malam hari, apalagi jika sampai hujan turun di malam hari T_T.
Keluar dari area parkir hujan sudah turun, sampai di jalan raya intensitasnya
bertambah. Aku berdoa, “Tuhan, tolong kalau bisa jangan hujan dulu ya paling
nggak sampai aku dirumah.” . Butir-butir air tetap turun. Aku doa lagi, “Tuhan,
kalo harus hujan ya udah nggak apa-apa aku percaya Tuhan pasti menjagaku sampai
dirumah. Amin.” . Lirik kanan kiri beberapa orang sudah menepi dan menggunakan
jas hujannya, tapi aku memutuskan jalan terus..baru nanti jika hujan benar-benar
deras aku akan memakai jas hujan. Eeehhh
ternyata beberapa meter berikutnya butir-butir air tidak lagi berjatuhan. Yeay
tidak jadi hujan. Thanks Lord.
Lantas aku teringat ke 5 hari sebelumnya,.
Hari pertama berangkat pas cuaca sedang
panas-panasnya tapi hujan begitu nyampai tempat tujuan. Hujan yang cukup deras,
namun pas jam tujuh malam pulang ternyata reda.
Hari kedua, pas waktunya berangkat pas
waktunya hujan reda (lagi)
Hari ketiga, berangkat dibonceng dan pulang
naek angkutan umum karena saudaraku ada kuliah sore.Tidak hujan.
Hari keempat, di kantor hujan tapi ajaibnya
begitu nyampek Malang hanya ada sisa-sisa hujan, dan sukses pulang pergi ke
stan tanpa kehujanan.
Hari kelima, berangkat dari rumah gerimis
tapi lagi-lagi tidak berubah menjadi deras, malahan langit berubah cerah.
Sepertinya hujan atau tidak hujan adalah
persoalan remeh temeh, bukankah hanya sebuah kebetulan belaka jika kemudian
hujan tidak jadi turun? tapi apakah bisa disebut sebagai sebuah kebetulan jika
itu terjadi sampai enam kali?. Aku rasa tidak. Aku tahu dan percaya hanya TUHAN
yang mampu melakukan ini semua. WOW…aku sempat berkaca-kaca selama beberapa
detik. Terharu karena beneran merasa diperlakukan spesial oleh Tuhan, lewat hal
sesederhana ini Tuhan menunjukkan kasih setiaNya yang begitu besar. Tuhan tahu
ketakutanku bawa motor di malam hari, Tuhan tahu hujan membuat jarak pandang
berkurang apalagi di malam hari sementara aku berkacamata, jika hujan harus
menutup kaca helm agar air tidak mengenai kacamataku. Tuhan tahu dan peduli
akan itu semua sehingga DIA melakukan semua ini untukku. Tuhan begitu
mengasihiku sehingga DIA mengingatkanku
lewat momen-momen berharga ini untuk tetap memandang padaNya dan bergantung
sepenuh hati alias nggak setengah-setengah.
“Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya
TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung padaNya!" (Mazmur 34 : 9)
0 komentar :
Posting Komentar